SELAMAT HUT SMP NEGERI 1 KARANGANYAR KEBUMEN, 1 AGUSTUS 2022 YANG KE 55 SEMOGA MAJU DAN PRESTASI

el

Sisa Pengaruh Kolonialisme pada Dunia Pendidikan di Indonesia
Oleh : Administrator - Sabtu, 22 Januari 2011

 Oleh: Pak Arthur

Apabila kita bertanya mengapa kurikulum sekolah di Indonesia sedemikian berbeda dengan kurikulum sekolah di Amerika. maka jawaban yang paling sederhana adalah karena kita mewarisi kurikulum "budaya" kolonial Belanda sebagai pihak yang meletakkan dasar pendidikan di Indonesia saat mereka "hadir" selama 350 tahun lamanya.

Namun ternyata tidak hanya model kurikulum pendidikan saja yang ditanamkan oleh para kolonial tersebut di Indonesia, kemana kita hendak mengambil jurusanpun terpengaruh oleh akal-akalan mereka. Mengapa demikian? Kita tentu masih ingat saat kita SMA dahulu harus menjalani tes IQ untuk penjurusan. Umumnya sekolah menetepkan murid dengan IQ tertinggi bisa masuk kehurusan IPA (A1/A2). Murid dengan IQ sedang sebaliknya masuk jurusan IPS (Sosial/A3) dan sisanya hanya mendapatkan kursi di jurusan Bahasa (A4). Di sinilah ternyata pengaruh aka-akalanpada kolonial masih bersisa pada kita sampai saat ini.

Romo Mangun Wijaya (alm), pernah berpendapatkan bahwa anak-anakyang kecerdasannya tinggi seharusnya juga diarahkan untuk masuk jurusan Sosial agar dimasa mendatang lahir ekonomi, hakim, jaksa, pengacara, polisi, diplomat, duta besar, maupun politisi yang hebat. Namun rupanya hal seperti ini tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Penguasa menginginkan anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah sosial politik. Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, arsitektur, ahli matematika atau dokter yang hanya akan asyik dengan science di laboratorium sehingga tidak membahayakan penguasa.

Paradigma akal-akalan Belanda ternyata masih sangat mempengaruhi pola berpikir orangtua/masyarakat kita saat ini, bahkan turut mempengaruhi konsep kesuksesan pada diri anak.

Pada suatu kesempatan, dimuka 800-an anak, Kak Seto menunjukkan 5 Rudy:

1:Rudy Habibie (BJ Habibie) - genius, penggagas IPTN.

2:Rudi Hartono - juara bulu tangkis kelas dunia.

3:Rudi Salam - pemain film dan sinetron.

4:Rudi Hadisuwarno - seniman kecantikan.

5:Rudi Choirudin - ahli kuliner/masak.

 

Kak Seto pun bertanya, "Rudy yang mana yang paling sukses menurut kalian?"

Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie"

Sewaktu ditanyakan "Mengapa kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudi Habibie?"

Anak-anakpun menjawab, "Karena bisa membuat pesawat terbang."

Sewaktu Kak Seto menanyakan, "Rudy yang mana yang paling tidak sukses?"

Hampir seluruh anak menjawab "Rudy Choirudin"

Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy Choirudin bukan orang yang sukses?"

Anak-anakpun menjawab, "Karena Rudy Choirudin hanya bisa memasak"

 

Masyarakat kita umumnya masih beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya. Namun pada kenyataanya EQ, SQ dan faktor-faktor lain juga sangat menetukan kesuksesan seseorang.

Kesuksesan disini tentunya jangan hanya diukur dari seberapa besar penghasilan seseorang, namun juga sampai sejauh mana ia dapat mengembangkan talentanya secara optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang akan dijalaninya.

Anak-anak dari orang tua harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh Tuhan. Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa mencapai kesuksesan di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak pintar matematika, tentunya mereka tidak perlu minder dan orang tua tidak perlu malu atau menekan anak. Anak yang lebih menyukai pelajaran menggambar tentunya tidak serta merta dikategorikan sebagai anak yang bodoh, karena menggambar memerlukan imajinasi serta ide yang tinggi, yang menjadi dasar sebuiah penemuan baru. Anak yang suka mendominasi pembicaraan pun, kalau kita arahkan dengan baik kelak dapat menjadi politisi atau negotiator yang ulung.

Kitapun sebaiknya menyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia) dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita menyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk Kemuliaan-Nya.(red.wawan.cs)

 

 

 


Cetak | Kembali

Copyright © 2010 - 2016 by SMP Negeri 1 Karanganyar | Supported by AMIK PGRI KEBUMEN
E-mail : smp@smpn1karanganyar.sch.id
Jl. Kartini 25 Telp. (0287) 551058
Fax. (0287) 551846